
KutaKita – Di artikel sebelumnya kita membahas 3 daerah di kota Medan yaitu Polonia, Marelan dan Helvetia yang semua penamaannya dipengaruhi oleh kehadiran Belanda dan orang-orang Eropa, terutama saat pembukaan perkebunan tembakau Deli.
Di artikel kali ini kita mencoba menceritakan nama-nama daerah yang penamaannya terjadi di zaman jauh sebelum kedatangan Belanda. Artinya nama-nama daerah itu diambil dari hikayat atau cerita rakyat maupun dari cerita kerajaan di masa lalu yang telah dituliskan oleh para Sejarawan terdahulu.
3 nama daerah yang akan kami ceritakan adalah Pulo Brayan, Hamparan Perak dan Johor.
Pulo Brayan
Pulo Brayan adalah daerah paling ramai dan paling sibuk di kota Medan. Sejak zaman Belanda daerah ini menjadi daerah penting untuk jalur lintas ke Belawan, baik melalui darat, sungai atau dengan kereta api. Selain menjadi jalur lintas, Pulo Brayan merupakan pusat perdagangan. Bagaimana sejarah Pulo Brayan? Mari kita simak. Dalam bahasa Melayu, Pulo Brayan berasal dari 2 kata yaitu pulau dan Berayun. Bila kedua kata itu digabungkan berarti mempunyai makna Pulau yang Berayun. Konon dahulu perdagangan dilakukan melalui transportasi air dengan menggunakan kapal. Kapal – kapal yang berlayar itu melalui aliran sungai Deli. Pada masa itu jalur perdagangan yang melintasi daerah Pulo Brayan sekarang menjadi jalur pedagangan yang sangat sibuk.
Arus air yang mengalir ke muara sungai membawa material berupa pasir dan endapan lumpur dari hulu sungai. Lama kelamaan material itu menumpuk di kawasan yang menjadi Pulo Brayan sekarang. Tumpukan material itu membentuk delta yaitu semacam pulau kecil di tengah-tengah sungai. Pulau kecil itu lama kelamaan semakin luas dan ditumbuhi semak belukar. Arus deras sungai yang melalui pulau kecil yang terbentuk dari delta itu kerap menggoyang-goyang semak belukar diatasnya. Dari pandangan orang-orang yang melihatnya kesannya semak belukar itu berayun-ayun. Namanya kemudian disebut orang-orang adalah Pulau yang Berayun. Lama kelamaan lidah masyarakat lebih terbiasa dengan memanggil namanya menjadi Pulo Brayan.
Menurut sejarah Medan, Pulo Brayan diperintah oleh seorang Datuk bernama Panglima Hali seorang Karo bermerga Tarigan yang putrinya kemudian dipersunting oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi. Lalu mereka bersama-sama mendirikan kampung bernama Medan Putri yang saat ini berkembang menjadi kota Medan. Tanggal 1 Juli 1590 saat mereka mendirikan kampung itu diperingati sebagai hari jadi kota Medan.
Hamparan Perak
Hamparan Perak menjadi penting saat Belanda mulai datang pertama kali melalui Labuhan Deli. Kota kecil ini dijadikan salah satu lokasi perkebunan tembakau. Namun penamaan Hamparan Perak yang kini menjadi salah satu kecamatan di kabupaten Deli Serdang ini tidak ada hubungannya dengan kedatangan Belanda, tapi dengan sejarah yang terjadi beratus-ratus tahun sebelumnya.
Penamaan ini terkait dengan keberadaan Kerajaan Haru yang pernah berjaya di masa lalu. Kerajaan Haru berdiri jauh sebelum Kesultanan Deli ada. Menurut sejarah, kerajaan Haru yang dulu pernah berdiri di Sumatera bagian Utara adalah sebuah kerajaan besar dan diperhitungkan di selat Malaka. Kerajaan Haru berpusat di Deli Tua.
Pada tahun 1539 terjadi peperangan antara Kerajaan Haru dan Aceh. Pasukan Aceh datang dari selat Malaka. Pasukan Aceh mulai mendekati benteng-benteng pertahanan Kerajaan Haru. Namun pertahanan Haru tidak bisa ditembus. Benteng pertahanan Haru dijaga ketat oleh ribuan laskar-laskar. Pasukan Aceh mencari akal. Mereka lalu menembakkan uang perak ke udara. Ribuan uang perak itu jatuh berhamburan di benteng-benteng pertahanan Kerajaan Haru. Para penjaga benteng berhamburan mengejar dan saling berebutan menangkap uang-uang perak itu. Uang-uang perak itu terhampar di seluruh wilayah pertahanan Haru. Karena benteng pertahanan kerajaan Haru sudah mulai tidak terjaga maka pasukan Aceh dengan mudah masuk dan menyerang seluruh kerajaan Haru. Inilah awal dari kehancuran kerajaan Haru yang sudah berkuasa berabad-abad di Sumatera bagian Utara.
Daerah dimana uang perak yang ditembakkan oleh pasukan Aceh itulah yang kemudian dinamakan daerah Hamparan Perak.
Johor
Johor adalah salah satu daerah di Medan Selatan yang kini menjadi salah satu kecamatan di kota Medan. Kecamatan ini berbatasan dengan Deli Tua dan Namorambe kabupaten Deli Serdang. Penamaan daerah Johor ini juga tidak terlepas dari eksistensi Kerajaan Haru. Perlu diketahui pusat kerajaan Haru ini dulunya di Deli Tua.
Cerita nama Johor ada hubungannya dengan serangan yang terjadi di Hamparan Perak sebelumnya. Pasukan Aceh yang sudah menaklukkan benteng pertahanan Kerajaan Haru mulai bergerak ke arah Deli Tua. Mereka melakukan penyerangan ke arah istana Haru yang mengakibatkan tewasnya Raja Haru.
Permaisuri Kerajaan Haru seorang gadis berdarah Karo yang berasal dari kampung Seberaya Tanah Karo, ada yang menyebut namanya Anche Sinny, ada juga menyebutnya dengan bahasa Karo yaitu Sehngena br. Sembiring Meliala. Permaisuri Kerajaan Haru itu bersama pengikutnya melarikan diri dengan menggunakan perahu kecil menuju selat Malaka. Dia meminta bantuan kepada Raja Melayu Riau-Johor Sultan Alauddin Riayatsyah II. Permaisuri Kerajaan Haru meminta agar Johor membantunya merebut wilayah Haru dari tangan Aceh. Kerajaan Johor bersedia membantu Permaisuri Haru namun dengan syarat Permaisuri Haru harus bersedia menikah dengannya. Permaisuri itu menyetujui syarat itu. Serta merta Armada Kerajaan Johor bergerak mendekati wilayah Haru hingga mendekati Deli Tua dan mengepung pasukan Aceh yang telah menduduki pusat Kerajaan Haru itu. Di dekat Deli Tua itulah mereka mendirikan kemah-kemah sebelum melakukan penyerangan. Wilayah perkemahan itu kemudian dinamakan wilayah kerajaan Johor. Nama Johor itu pula yang digunakan hingga saat ini.
Konon Permasisuri Kerajaan Haru yang meminta bantuan kepada Raja Johor itu dipanggil dengan sebutan Putri Hijau.
Itulah 3 nama daerah di kota Medan dan sekitarnya yang dipengaruhi sejarah di waktu lalu. Mungkin kita punya persepsi masing-masing dengan asal nama daerah tersebut. Jika ada pendapat anda atau masukan sejarah nama daerah lainnya di kota Medan silahkan tuliskan di kolom komentar.
Ditulis oleh Joey Bangun