Asal Nama Kota Medan

KutaKita – Kota Medan yang dulunya hanya perkampungan dijadikan Belanda sebagai kota seiring berkembangnya perkebunan tembakau Deli dan kini menjadi kota terbesar di Sumatera dan kota terbesar ke 3 di Indonesia yang punya sejarah penamaan. Penamaan kota Medan tertulis dengan beberapa versi.

Versi Pertama

Sejarah mencatat pendiri kota Medan adalah Guru Patimpus Sembiring Pelawi. Seorang yang dikatakan Guru dalam bahasa Karo adalah seorang Tabib. Guru Patimpus berkelana menyembuhkan orang-orang yang memerlukan bantuan pengobatan. Suatu hari dia sampai di kampung Pulo Brayan. Pulo Brayan yang dulu bernama kampung Pulu Brayan berpenduduk suku Karo dengan Raja kampungnya bermerga Tarigan yang sudah memeluk agama Islam.

Guru Patimpus saat itu sudah masuk Jawi. Istilah Jawi dalam bahasa Karo dulu adalah penyebutan kata Islam. Guru Patimpus masuk Islam saat pertemuannya dengan Datuk Kota Bangun. Kekalahan adu ilmu dengan Datuk Kota Bangun meyebabkan dia menyerah dan masuk Islam.

Pertemuan dengan Raja Pulo Brayan itu meyebabkan Guru Patimpus jatuh hati. Karena anak gadis sang Raja sangat cantik dan memikat hati Sang Guru. Namun Gadis itu selalu menghina Guru Patimpus dan dia katakan kalau dia tidak mau bersuamikan “Karo masuk Jawi”. Guru Patimpus merasa terhina lalu mengguna-gunai gadis itu sehingga gadis itu kemudian tergila-gila kepadanya. Guru Patimpus sendirilah yang menyembuhkan gadis itu dan kemudian mengawininya.

Mereka lalu membuka hutan diantara pertemuan sungai Deli dan sungai Babura. Kemudian dia mendirikan kampung lalu memberi nama “Madan” yang dalam bahasa Karo berarti kesembuhan, sesuai dengan profesinya sebagai tabib. Penamaan Madan ini berkaitan dengan wilayah itu merebak penyakit menular dan membahayakan. Guru Patimpus mengobati orang-orang sakit di wilayah yang baru dibukanya itu. Lalu kampung itu diberi nama “Madan Putri” karena keterkaitannya dengan penyembuhan Putri Raja Anak Raja Pulo Brayan yang kemudian dikawininya lalu bersama-sama mendirikan kampung Madan.  

Baca Juga  Agama Kristen Protestan di Medan

Pada saat Belanda membuka perkebunan tembakau di Labuhan, para pengusaha kebun melirik kampung Madan Putri untuk dijadikan lahan pembukaan perkebunan baru. Logat Belanda atau orang-orang Eropa lazimnya menyebut kata “A” menjadi “E” menjadikan kata MADAN menjadi MEDAN dalam penyebutan mereka. Sejak kedatangan Belanda kampung Madan itu berubah nama menjadi Medan. 


Versi Kedua

Menurut bahasa Melayu, Medan berarti “Tempat Luas untuk Berkumpul“ karena sejak dulu dijadikan tempat pertemuan dan berkumpulnya orang-orang dari Hamparan Perak, Sunggal, Sukapiring, Senembah, dll. Mereka bertemu di Medan untuk berdagang, berjudi ataupun kegiatan lain.

Versi Ketiga

Keterkaitan Kerajaan Deli dengan Sultannya pertama yaitu Tuanku Muhammad Dalik Khan bergelar Seri Paduka Gocah Pahlawan Laksamana Kuda Bintan. Sultan Deli yang pertama itu adalah seorang Aceh keturunan India. Nama Deli sendiri ada yang menyebut berasal dari kota asal Sultan tersebut yaitu “Delhi”. Tidak heran nama Medan juga berasal dari bahasa Tamil India yaitu “Maidhan” atau “Maidhanam”  yang artinya tanah datar. Penyebutan ini karena Medan memiliki tanah datar dari Belawan hingga Pancur Batu. Karena kelaziman dalam berbahasa akhirnya sebutan “Maidhan” lama-lama menjadi Medan.

Dari ketiga versi ini yang mana menurut anda yang paling benar? Atau ada pendapat lain yang anda yakini asal nama kota Medan. Silahkan tuliskan pendapat anda di kolom komentar.

Ditulis oleh Joey Bangun


SUMBER SEJARAH

Sejarah Kota Medan Tempo Doeloe – Tengku Luckman Sinar

Pendiri Kota Medan Guru Patimpus Sembiring Pelawi – Robert Perangin-angin


Video bisa disaksikan disini.

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *